Senin, 30 Januari 2012

BUDAYA MENGKAMBINGHITAMKAN

Bacaan Alkitab : Kejadian 3 : 12-13

Kita sering mendengar berita di media massa tentang kecelakaan, bencana dan masalah lain yang menimpa negeri ini. Tetapi, berita-berita itu tidak muncul sendirian. Sesuatu yang setia menemaninya adalah kambing hitam. Ketika kecelakaan atau bencana terjadi, gerakan yang tepat terlihat adalah mencari kambing hitam. Yang mengherankan, pejabat pun turut rajin mencari kambing hitam. Sepertinya langka melihat pejabat dengan gentle meletakkan jabatannya kalau ada masalah yang berkaitan dengan jabatannya.

Mengkambinghitamkan sesuatu atau seseorang sepertinya sudah mendarah daging. Hal itu mungkin terjadi karena sebagian besar dari kita dididik untuk menjadi demikian. Untuk menghibur anak kecilnya yang menangis karena menabrak meja atau kursi, orang tua berkata “Wah, mejanya nakal ya”. Lalu meja atau kursi itu dipukul, padahal tidak ada sesuatu pun yang dilakukan meja, kursi itu. Hal tersebut, disadari atau tidak, akan direkam oleh si anak. Anak akan merasa tidak harus bertanggung jawab kalau mereka melakukan kesalahan, bahkan mencari sesuatu untuk disalahkan. Semakin besar, anak itu tidak hanya menyalahkan benda mati, tetapi orang lain. Disisi lain, hal ini merupakan dampak dari dosa. Adam dan Hawa merupakan contohnya. Setelah mereka jatuh kedalam dosa, mereka berusaha menyalahkan pihak lain.

Memang tidak mudah mengalahkan kebiasaan negatif ini, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Perintah Tuhan supaya kita mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui merupakan penegasan bahwa kita bisa mengalahkan kebiasaan tersebut. ada kalanya kita harus hidup dipimpam oleh Roh Kudus, dipimpin oleh Roh Kudus adalah kunci kemenangan atas kedagingan, termasuk kebiasaan mengkambinghitamkan sesuatu atau seseorang. Serta menyadari bahwa kita tidak sempurna, kesadaran yang demikian akan menolong kita untuk menerima atau kegagalan tanpa harus menyalahkan pihak lain.

Dengan mengkambinghitamkan pihak lain sebenarnya seseorang sedang menampakkan kelemahannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar