Rabu, 08 Februari 2012

HIDUP DI MASA LALU

Bacaan Alkitab : Bilangan 11 : 1-6

Tahukah anda, salah satu penyebab orang Israel enggan untuk menuruti pimpinan Tuhan yang akan membawa mereka ke Tanah Perjanjian adalah karena mereka hidup di masa lalu mereka. Sekalipun secara fisik mereka sedang menuju ke Tanah Perjanjian, namun hati dan pikiran mereka tertambat di Mesir.

Ada orang yang tidak pernah maju didalam kehidupannya karena ia hidup di masa lalunya. Masa lalunya yang penuh kegetiran, selalu dibawanya ke mana pun ia pergi. Kegelapan hidup masa lalu, diletakkan didepannya, sehingga ia melihat segala sesuatu gelap seperti masa lalunya. Ada orang yang pernah dikecewakan hatinya oleh seseorang, dan ia selalu membawa sakit hatinya kemana pun ia pergi. Sakit hati yang dipeliharanya dengan baik itu bertunas dan merebak kemukanya, sehingga orang-orang selalu melihat mukanya tidak pernah berseri. Ada orang yang senantiasa membawa kebencian kemana pun ia melangkah. Ia bak membawa telur busuk disaku celananya! Ada juga orang yang selalu diikuti oleh kegagalan masa lalunya. Ia tidak pernah menganggap kegagalan itu sebagai sesuatu yang lumrah dan merupakan pelajaran yang berharga bagi hidupnya.

Sebenarnya, Tuhan sedang memnuntun orang-orang Israel ke sebuah tempat yang subur, alamnya kaya besi dan tembaga, dan yang lebih penting lagi adalah mereka akan menjadi tuan di tanah mereka sendiri, bukan menjadi budak bagi bangsa lain. Jika saat ini, perjalanan hidup anda sedang berada ditahap yang kurang menyenagkan, ingatlah, ini merupakan satu proses yang harus dijalani dengan iman dan pengharapan yang positif bahwa Tuhan sedang menuntun kita menuju ke tempat yang lebih baik lagi. Jangan bersungut-sungut, tetapi bersyukurlah agar hati kita menjadi tenang dan kita bisa melihat dengan jelas ke mana Tuhan menuntun kita. Sungut-sungut tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi ketaatan kita kepada Tuhan akan membawa kita sampai ke tanahn yang subur.

Mata yang tertuju kepada masa lalu tidak akan pernah membawa kepada kemajuan ke masa depan.

Minggu, 05 Februari 2012

LUPUT DARI HAWA NAFSU

Bacaan Alkitab : Kejadian 39 : 6b-23

Cerita dalam kejadian 39 ini merupakan peristiwa yang sangat penting, walaupun yang diceritakan adalah kisah menyedihkan yang dialami Yusuf. Oleh karena fitnah yang dibuat oleh Potifar, maka Yusuf dijebloskan kedalam penjara. Namun demikian, sesungguhnya “pengalaman pahit” Yusuf ini turut menentukan jalan kehidupannya.

Yusuf meyakini bahwa dengan menjaga dirinya untuk selalu hidup taat dan suci di hadapan-Nya, maka Tuhan akan senantiasa menyertai/menuntunnya dalam melewati berbagai rintangan dan godaan dunia ini.

Ketika istri Potifar menggoda, Yusuf menyadari bahwa jika dia terjerat dalam hawa nafsu maka ia tidak hanya berdosa terhadap dirinya sendiri atau terhadap Potifar dan istri tetapi dia berdosa kepada Tuhan. Hal ini menegaskan bahwa yusuf sangat mengasihi Tuhan dan menjadikan-Nya sebagai yang utama dalam hidupnya. Cintanya yang sangat dalam terhadap Tuhan membuat Yusuf, tidak sanggup mengkhianati-Nya. Iman seperti inilah yang membuat Yusuf, di manapun ia berada, senantiasa menjadi berkat dan dikasihi tuannya dan setiap orang yang mengenalnya.

Intinya selama seseorang melakukan apa benar di mata Tuhan dan manusia, keadaan seburuk apapun yang menimpanya tidak akan pernah menghancurkan/meruntuhkan nama dan reputasi baiknya

Jumat, 03 Februari 2012

TUKANG PERIUK

Bacaan Alkitab : Roma 9 : 11

Tukang periuk adalah seorang yang membuat bejana dari tanah liat. Karena kebutuhan bejana disetiap rumah tangga orang Israel bervariasi, maka masing-masing desa pada umumnya mempunyai tukang periuk sendiri. Tukang periuk dituntut untuk dapat menemukan tanah liat yang bagus, karena dia tidak bisa mengubah kualitas tanah yang biasa. Tanah liat yang bagus mempermudah pengerjaannya dan hasilnya tidak mudah retak. Tanah liat yang digunakan adalah tanah liat merah, tetapi kadang-kadang dicampur dengan batu gamping atau apur. Pertama-tama tanah liat tersebut dibiarkan terkena matahari, embun atau hujan. Hal ini dimaksudkan supaya terbebas dari hal-hal yang tidak berguna, misalnya binatang-binatang kecil. Kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil diinjak-injak. Setelah tanah liat siap , tukang periuk akan membentuknya sesuai dengan yang dinginkannya. Ada yang dimasukkan kedalam cetakan, seperti yang biasa dilakukan oleh orang Kanaan; ada yang dibentuk dengan tangan, biasanya ini berupa mainan dan tungku; ada yang dibentuk diatas roda atau sesuatu yang bisa berputar, ini merupakan cara yang paling umum. Setelah terbentuk, tanah liat itu dibiarkan mengeras. Proses yang terakhir adalah pembakaran. Tetapi, justeru dibagian akhir inilah merupakan “ujian” yang sesungguhnya dari tanah liat tersebut. Pembakaran dengan temperatur yang tinggi akan membuat periuk itu menjadi “matang”. Periuk yang “matang” tidak akan mudah hancur atau pecah, dan tidak akan membuat air meresap keluar.

Sebagaimana tukang periuk menghendaki tanah liat yang dibentuknya menjadi barang yang indah dan berguna, demikian juga maksud Tuhan terhadap kita masalah berguna untuk membunuh kuman rohani dalam diri kita. Injakan kaki Tuhan untuk melembutkan hati kita dan. Marilah kita relakan diri kita untuk melalui proses yang mungkin menyakitkan. Sengatan membuat kita tidak mudah retak. Kelembutan tangan-Nya memoles diri kita menjadi seperti yang Dia mau. Api kesengsaraan akan mendewasakaan iman kita

Penyerahan total memudahkan kita menjadi “barang bentukan” Tuhan yang indah dan berdaya guna.