![]() |
Gereja Toraja Jemaat Sion Anutapura Palu |
Pada
16 Maret 1913 sebanyak 20 (dua puluh) orang murid sekolah Lanschap di Makale,
Toraja mengaku percaya dan menyerahkan diri untuk dibaptis oleh Hulpprediker F.
Kelleng, pendeta bantu dari Bantaeng. Setahun kemudian di penghujung April
1914, sepasang pengantin baru menginjakkan kaki di Toraja memenuhi panggilan
Tuhan menjadi misionaris utusan Gereformeerde Zendingsbond (GZB).
Pasangan muda itu adalah Antonie
Aris van de Loosdrecht dan Alida Petronella Sizoo yang kemudian
mulai intens mengenalkan Injil dan kasih Kristus kepada masyarakat Toraja.
Seabad
berselang, Sabtu, 16 Maret 2013; di seputar kolam Makale lokasi pembaptisan
pertama, umat Kristiani Toraja dari berbagai denominasi menggelar perayaan
menyambut 100 Tahun Injil Masuk Toraja (100IMT).
Membaca
timeline/status medsos beberapa hari belakangan yang diramaikan oleh
informasi seputar perayaan 100IMT, bangkitkan kerinduan untuk mudik. Sayang,
hanya bisa berandai-andai berada di tengah warga yang melakukan pawai obor
semalam di kampung nan jauh di mata itu. Keriaan, keriuhan dan keramaian
kegiatan sangat terasa meski hanya bisa diikuti melalui gambar yang diunggah di
medsos serta membaca beberapa berita online.
Harapan
besar dalam hati semoga setiap jiwa yang hadir di sana tidak sebatas ikut
euforia 100IMT saja, tapi benar-benar bisa meresapi apa arti Injil dan Kasih
Tuhan dalam kehidupan sebagai pribadi yang menaruh pengharapan dan percaya pada
Kristus.
![]() |
Gereja Toraja Jemaat Moria Palu |
Setelah
melewati masa satu abad, apakah Injil benar-benar sudah menjadi dasar dalam
menjalani kehidupan pribadi dan bermasyarakat di lingkungan masyarakat
Toraja? Sudahkah ajaran Kristus menjadi teladan dalam kehidupan
sehari-hari entah di lingkungan keluarga, RT/RW, pendidikan atau pekerjaan?
Dua
hari yang lalu saya menerima terusan email dari seorang sahabat yang dilampiri
surat pengaduan dari seorang warga Toraja yang anaknya menjadi korban perkosaan
untuk disampaikan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ayah korban
memohon dengan sangat agar anak mereka yang masih di bawah umur mendapat
perlindungan dari KPAI.
Kemana
larinya ajaran dan teladan Kristus itu, jika lelaki yang harusnya bisa menjadi
teladan sebagai sosok bapak kepada anaknya malah melakukan tindakan biadab?
Disampirkan di belakang lemari atau digantung di atas para-para saat keluar
dari rumah? Hati ini hancur membaca email yang diakhiri tanya prihatin dari
sahabat saya,”Apa lagi yang bisa kita lakukan bersama untuk menghadapi perbuatan
biadab ini?”
Ketika
kita mengenal Injil hanya sebatas kulitnya, segala kemungkinan yang buruk
dengan gampang bisa mempengaruhi pikiran dan tindak tanduk kita.
Saya
jadi teringat pesan – pesan yang disampaikan Bante Piyadhiro pada saat menerima
kami di pelataran Vihara Ratanava Arama, Lasem, Jawa Tengah, Minggu pagi
(10/03/13) yang lalu. Beliau sangat prihatin dengan banyaknya keonaran di
masyarakat yang kemudian disangkutpautkan dan menyalahkan ajaran agama sebagai
sumber permasalahan. Padahal inti permasalahannya bersumber dari tidak
dewasanya pribadi yang terlibat di dalamnya secara iman.
Banyak
dari kita yang sering menyebut nama Tuhan tapi TIDAK dekat dengan Tuhan! Who is
HE? Lalu bagaimana menjalin hubungan karib dengan Tuhan? Ya dengan beribadah
dan mendekatkan diri secara pribadi. Caranya lewat ibadah, membaca firmanNya,
meditasi dan doa.
![]() |
Gereja Toraja Jemaat Elim Sausu Kab. Parigi Moutong |
Kenapa
orang gak bisa dekat sama Tuhan? Karena hatinya masih diliputi iri hati, benci,
dendam, kecewa dan segala hal yang mengotorinya. Eittsss, tapi hati-hati! Meski
setiap saat kita bisa melihat orang melakukan ibadah tapi kan gak ketahuan apa
yang ada di dalam hatinya. Jadi jangan lihat casingnya tapi lihatlah isinya 

Tulisan
ini saya akhiri dengan mengutip apa yang dituangkan oleh Theodora Benson dalam
bukunya In the East My Pleasure Lies (1938) yang dirangkum oleh George
Miller dalam Indonesia Timur Tempo Doeloe 1544 – 1992:
Suku
Toraja yang menetap di daerah tengah Sulawesi Selatan merupakan bagian dari ras
Melayu-Polinesia. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan; baik
Kristen maupun Islam tidak mampu berbuat banyak untuk mengubah pemikiran dan
kepercayaan yang dianut oleh mereka.
Sang
Pengawas memberitahu saya bahwa tidak mungkin orang Toraja dibiarkan begitu
saja dengan kepercayaannya. Seiring berjalannya waktu, jika mereka tidak
beralih menganut Kristen, maka mereka akan menjadi pengikut Muhammad. Suatu
ketika sang Pendeta menunjuk ke arah seekor babi dan berkata,”Babi itu
merupakan teman dari misi ini.”
Kesenangan
penduduk bukit ini terhadap daging babi merupakan senjata kuat untuk melawan
janji abadi yang ditawarkan oleh Islam. Bahwa jika anda beribadah ke Makkah
anda harus melakukan apa saja yang hanya boleh dilakukan dan anda dijamin pasti
akan masuk surga. Dan memang sebuah surga!
Hidup
adalah pilihan. Karena Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang menjunjung
tinggi nilai demokrasi, Dia memberikan kebebasan kepada umatNya untuk
menentukan pilihannya. Anda berada pada kelompok yang mana? menjadi kristen
karena terlahir dalam keluarga yang turun temurun memeluk agama kristen, karena
panggilan jiwa untuk meneladani Kristus atau seperti yang diungkapkan oleh
Benson di atas biar tetap bisa makan daging babi?
Kita
semua rindu Toraja mengalami pemulihan, Tuhan memberkati Toraja untuk menjadi
berkat bagi Indonesia. Semoga kita tidak terbuai dan hanya ikut-ikutan arus
euforia momentum 100IMT sebagai satu seremoni yang meriah lalu kembali
dilupakan ketika badan butuh istirahat dari lelah mempersiapkan pagelaran kala
pesta berakhir. Salama’ko anta pada salama’!
sumber : www.gerejatoraja.org